“LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN”
PENGARUH FAKTOR PEMBATAS ABIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
Disusun Oleh :
ANA YULIANTI
GUNARSO PADANG
JUNIAWAN RISTANTO
LINA PURNIAWATI
|
4441200874
4442101064
4442100780
4442100920
|
Kelompok 5
( M1K1 )
Kelas IV A
JURUSAN
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ekologi
pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (ahli filsafat dan Biologi
Jerman) pada tahun 1869. Kata ekologi berasal dari dua suku kata dari bahasa
Yunani, yaitu Oikos (rumah atau tempat tinggal) dan Logos (penelaahan atau
studi atau ilmu). Secara umum ekologi didefinisikan sebagai suatu ilmu atau
studi tentang hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dengan lingkungannya
sebagai suatu rumah tangga. Sedangkan Ekologi Tanaman didefinisikan sebagai
suatu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dan
lingkungan.
Setiap
tanaman membutuhkan kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyaratan
tumbuhnya. Pertumbuhan dan hasil tanaman ditentukan selain oleh jenis tanaman
juga oleh kondisi lingkungannya. Ketersediaan unsure hara yang berbeda dalam
tanah tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman. Pupuk organik
dapat berperan ganda selain dapat meningkatkan kesuburan tanah baik secara
kimia melalui peningkatan kandungan bahan organim tanah dan unsur hara tanah,
maupun secara fisik melalui perbaikan struktur tanah dan secara biologi melalui
peningkatan aktivitas mikroorganisme tanah.
Reaksi beberapa jenis
tanaman berbeda satu sama lain terhadap lingkungan. Salah satunya adalah
tanaman jenis Leguminase (kacang kacangan). Tanaman kacang kacangan merupakan
salah satu tanaman yang hasilnya termasuk kedalam tanaman pangan, yaitu kacang
hijau (Phaseolus radiatus),
kacang tanah (Arachis hypogaea) dan kacang kedelai (Glycine max).
Kacang hijau mempunyai ciri khas
dapat bersimbiosis dengan mikroba yang disebut dengan bakteri Rhizobium dengan
cara membentuk bintil akar yang mampu menyerap (fiksasi ) nitrogen dari
udara.Kacang hijau merupakan pilihan penggunaan tanaman sela yang sesuai dengan
kondisi lahan. Berdasarkan manfaatnya maka kacang hijau di masyarakat sangat
dibutuhkan untuk berbagai keperluan diantaranya berbagai makanan sampingan
(kue-kue). Untuk bahan sayur (taouge) yang merupakan tanaman khas di berbagai
daerah menggunakan bahan baku ini. Ketersediaan kacang hijau di pasaran masih
sangat kekurangan, berdasarkan harga cukup tinggi, maka budidaya tanaman
kacang hijau sangat menjanjikan. Tanaman kacang hijau dapat digunakan sebagai
tanaman utama maupun tanaman sela. Untuk Tanaman sela dengan sasaran
dapat menunjang penambahan pendapatan dari hasil tanaman sela sebelum tanaman
utama dipanen sedangkan kacang tanah banyak digunakan dalam bidang
konfeksi dan makanan industri. Kacang dimakan sebagai mentah, serta dalam
bentuk goreng, karena mereka ditambahkan ke permen banyak atau memiliki
berbagai krim dan pasta.
Pada saat pembelajaran mengenai Ekologi Tanaman, terdapat
banyak sekali teori yang menjelaskan
mengenai faktor-faktor, mekanisme, maupun macam-macam ekosistem dalam
ekologi pertanian. Namun, teori tersebut belum dapat dipelajari penuh jika kita
belum mengetahui bagaimana keadaannya sebenarnya di lingkungan kita. Selain
itu, masih banyak mahasiswa yang belum dapat menunjukan bagaimana pengaruh
ekologi terhadap hasil pertumbuhan dan hasil tanaman. Untuk
itu, maka dilakukan praktek lapangan sekaligus penelitian untuk lebih
mengetahui dan membuktikan teori-teori tersebut. Dengan berlandaskan
teori-teori tersebut, di dalam praktikum ini, akan diamati pengaruh media tanam
yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pada tanaman kacang hijau (Phaseolus
radiates) dan kacang tanah(Arachis hypogaea)
1.2 TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya praktikum Ekologi Tanaman yaitu untuk
mengetahui pengaruh abiotik media tanam yang berbeda terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
SISTEMATIKA DAN BOTANI
2.1.1
Deskripsi Tanaman Kacang Hijau
A.
Klasifikasi
Ilmiah
Kacang hijau adalah
tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tanaman ini memiliki
kulit yang hijau, berbiji putih, dan sering dibuat kecambah atau toge. Selain
itu, kacang hijau juga memiliki bunga kacang hijau yang berbentuk kupu-kupu dan
berwrna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunga tersebut akan membentuk
polongan yang berisi 10-15 biji kacang hijau. Berikut adalah tatanama ilmiah
dari tanaman kacang hijau.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
B.
Morfologi
Tanaman
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian
sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya
menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan
cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari
tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih
panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua. Bunga kacang
hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang,
dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan
panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong
berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong
berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan
lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada
yang berwarna kuning, cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar tunggang
dengan akar cabang pada permukaan.
C.
Botani Tanaman
kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)
1.
Batang
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan
ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.
Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang
dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu.
2.
Daun
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian)
dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari
daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua.
3.
Bunga
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun
dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.
4.
Polong
Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan
panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong
berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong
berisi 10-15 biji.
5.
Biji
Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji
kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap,
beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam .
6.
Akar
Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan
akar cabang pada permukaan.
2.1.2 Deskripsi Tanaman Kacang Tanah
A.
Klasifikasi
Ilmiah
Kacang Tanah berasal
dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun saat ini telah menyebar
ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis Masuknya kacang tanah ke
Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh pedagang-pedagang
Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya dari Meksiko ke
Maluku setelah tahun 1597.Berikut adalah tatanama ilmiah tanaman kacang tanah.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo :
Fabales
Genus : Arachis
Spesies :
Arachis hypogaea L.
B.
Morfologi
Tanaman Kacang Tanah
Sistem akar merupakan akar tunggang yang telah berkembang
menjadi baik dengan banyak akar-akar lateral, tidak memiliki rambut akar, dan
memiliki bintil akar untuk mengikat nitrogen. Batang berbentuk cabang
percabangan terdiri dari dua jenis yaitu dengan cabang vegetatif dan cabang
reproduktif. Cabang vegetatif dicirikan dengan adanya daun sisik yang disebut
katofil yang terdapat pada 2 buku pertama pada cabang. Cabang vegetatif
sekunder dan tertier dapat berkembang dari cabang vegetatif primer. Daun pada
batang utama tersusun spirat, pada cabang vegetatif primer tersusun berseling,
berdaun 4, dengan 2 pasang daun duduk berhadapan berbentuk membundar telur
sungsang berukuran 3 – 7 cm x 2 – 3 cm, panjang tangkai daun 3 – 7 cm, terdapat
bagian yang menggembung pada dasar tangkai daun pada dasar setiap daun. Hal ini
merupakan ciri adanya pergerakan pada malam hari yaitu tangkai daun akan
menggulung ke bawah dan daun akan menggulung ke atas sampai keduanya
bersentuhan. Cabang perbungaa berbentuk tunggal pada katafil dan ketiak daun
pada cabang vegetatif dan ada beberapa yang tumbuh pada buku teratas pada
batang. Pada setiap perbungaan terdapat 2 – 5 bunga, bunga duduk berwarna kuning
muda hingga jingga kemerahan. Buah polong berbentuk silindris, berisi 1 – 6
biji buah yang siap dipanen memiliki ciri warna coklat kehitam-hitaman. Setiap
biji diliputi oleh selaput biji tipis berwarna antara putih hingga merah muda,
merah, ungu, coklat kemerahan dan sedikit kecoklatan. Setiap biji memiliki dua
keeping biji yang lebar, epikotil dengan daun dan tunas primordial, hipokotil
dan akar primer.
2.2
SYARAT TUMBUH DAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
2.2.1
Syarat Tumbuh dan Teknik Budidaya Tanaman Kacang Hijau
1.
Syarat
Tumbuh
Kacang hijau
merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh secara optimal pada keadaan panas
selama hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian
500 m di atas permukaan laut. Tanaman ini tumbuh baik pada musim kemarau.
Hambatan utama penanaman pada musim penghujan adalah penyakit yang menyerang
daun dan polong. Kacang hijau dapat tumbuh disegala macam tipe tanah yang
berdrainase baik. Namun pertumbuhan terbaik yaitu pada tanah lempung sampai
yang mempunyai bahan organik tinggi. Tanah yang mempunyai PH 5,8 paling ideal
untuk pertumbuhan kacang hijau dengan kandungan hara (fosfor, kalium, kalsium,
magnesium, dan belerang) yang cukup. Sedangkan tanah yang sangat asam tidak
baik karena akan menghambat persediaan unsur hara.
1. Tanah
Tekstur tanah yang cocok untuk tanaman kacang hijau adalah
tanah liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang
baik. Struktur tanah gembur, dengan tingakt keasaman (pH) 5,8 - 7,0 optimal
6,7.
2. Iklim
Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, kacang hijau
menghendaki curah hujan optimal 50 - 200 mm/bln; dengan temperatur 25- 27 0C
dengan kelembaban udara 50 - 80% dan cukup mendapat sinar matahari.
2.
Teknik
Budidaya
1. Pola
Tanam
Kacang hijau banyak ditemui dalam
sistem pertanaman tumpangsari. Tanaman ini memberikan hasil yang baik jika
ditanam secara tumpang gilir dengan jagung dan tebu. Di beberapa daerah tanaman
ini sangat cocok untuk rotasi tanaman setelah padi sawah hal ini dikarenakan
untuk memanfaatkan sisa-sisa kelembapan tanah pada bekas tanaman padi. Dengan
sifatnya yang relatif tahan kering, kacang hijau sangat menguntungkan untuk
pemanfaatan tanah, terutama jika kedelai atau kacang tanah tidak bisa tumbuh.
Selain itu, kacang hijau juga berumur relative pendek, sudah dapat dipanen pada
umur 60-65 hari. Hal ini juga sangat menguntungkan dalam pola tanam terutama di
tempat-tempat yang pengairannya kurang.
2. Penyiapan
Lahan
Pengolahan
tanah yang optimal dimaksudkan agar mendapatkan kelembapan tanah ideal untuk
membantu perkecambahan biji yang nantinya akan mempengaruhi katepatan dan
keseragaman masak. Pembajakan hanya dilakukan bila tanahnya tidak terlalu
basah. Jika pembajakan dilakukan pada saat tanahnya basah, maka struktur tanah
menjadi rusak. Setelah tanah dibajak atau dicangkul, Selanjutnya digaru atau
dicangkul lagi untuk menghancurkan dan meratakannya.kemudian dibuat saluran-saluran
untuk pengairan atau drainase.
3. Penanaman
Penanaman
kacang hijau dapat dilakukan dengan sistem monokultur ataupun tumpang sari.
Sebaiknya penanaman dilakukan pada musim yang tepat yaitu menjelang berakhirnya
musim penghujan. Pada waktu penanaman, jarak tanamnya harus diperhatikan.
Dengan jarak tanam yang tepat, sinar matahari akan dimanfaatkan secara optimum
oleh tanaman kacang hijau dalam proses fotosintesis. Jarak tanam optimum untuk
kacang tanah dipengaruhi oleh tipe varietas dan musim tanam. Tiap lubang tanam
sebaiknya diisi dua butir benih. Kebutuhan benih tiap hektarnya tergantung pada
besar kecilnya biji dan varietas yang ditanam. Pada umumnya tanaman kacang
hijau membutuhkan tanah yang cukup lembab untuk perkecambahannya, sedangkan pada
masa vegetatif dibutuhkan hujan yang merata kemudian pada saat pergantian masa
vegetatif ke masa generatif diperlukan iklim yang kering.
4. Pengairan
Sifat
yang menonjol dari kacang hijau dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan
lainnya ialah relatif lebih tahan terhadap kekeringan. Oleh karena itu daerah
yang relatif kering masih dapat ditanami kacang hijau. Air berguna sebagai
pembentuk protoplasma, pelarut, media pengangkut hara, media berlangsungnya
reaksi-reaksi metabolisme, bahan baku fotosintesis dan berpengaruh dalam fase
pemanjangan serta proses pertumbuhan Pertumbuhan kacang hijau tidak akan normal
bila tidak cukup air selama perkecambahan berlangsung. Pada umumnya biji akan
menghisap air sampai kira-kira 50 % dari beratnya. Air yang diisap tersebut
harus tersedia dalam tanah. Kacang hijau memerlukan air sebanyak 100-150 mm
pada masa vegetatif sedangkan pada masa vegetatif jumlah air yang diperlukan
lebih kecil.
5.
Pemupukan
Pemberian pupuk
dapat mempengaruhi perkecambahan benih, pertumbuhan dan efisiensi penggunaan
pupuk oleh tanaman. Pemberian pupuk secara lokal pada sisi dan bawah benih
dengan jarak dan kedalaman tertentu merupakan cara yang paling efisien daripada
diberikan dengan cara disebar. Perlu dijaga agar pupuk yang diberikan tidak terkena
langsung dengan benih karena dapat mengakibatkan kerusakan benih dan menghambat
perkecambahan. Pemberian pupuk yaitu pada jalur tempat benih sedalam 5 cm
kemudian tutup dengan tanah sampai rata memberikan hasil terbaik.
6. Panen
Panen
merupakan salah satu tahap dalam proses produksi yang akan mempengaruhi
produksi dan kualitas. Waktu untuk pemanenan kacang hijau perlu diamati pada
minggu terakhir umur tanam. Panen dapat dilakukan jika polong pada setiap
tanaman sebagian besar telah kering dan mudah pecah. Warna polong yang telah
kering ada dua macam yaitu warna hitam dan coklat. Pemanenan dilakukan dengan
cara memetik polong kacang hijau. Pemetikan dilakukan ketika tanamannya masih
berada dilahan pertanaman. Pemanenan ini harus dilakukan dengan cepat untuk mencegah
pecahnya polong dilahan.
2.2.2 Syarat Tumbuh dan Teknik
Budidaya Tanaman Kacang Tanah
A.
Syarat
Tumbuh
1. Iklim
Curah
hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Suhu udara sekitar 28-320C. Kelembaban udara
berkisar 65-75 %. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun
dan perkembangan besarnya kacang.
2.
Media Tanam
Jenis tanah yang sesuai adalah tanah
gembur / bertekstur ringan dan subur. pH
antara 6,0-6,5. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan
akhirnya mati. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering
baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian
penanaman optimum 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh dibawah ketinggian
1.500 m dpl.
B.
Teknik Budidaya
1. Pembibitan
a) Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang
tanah yang baik yaitu berasal dari tanaman
yang baru dan varietas unggul, daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan
sehat, kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat, murni atau tidak tercampur
dengan varietas lain dan kadar air benih berkisar 9-12 %.
b) Penyiapan Benih
Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan
dan tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari
Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi
Benih.
2. Pengolahan
Media Tanam
a) Persiapan dan Pembukaan lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk
pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar
pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan
menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
b)
Pembentukan Bedengan
Buat
bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm.
Diantara bedengan dibuatkan parit.
c)
Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang
bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha
selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
3.
Penanaman
a) Penentuan Pola Tanam
Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan. Pada
tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam
40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm.
b)
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm
menggunakan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
c) Cara Penanaman
Masukan
benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis.
4.
Pemeliharaan Tanaman
a) Penyulaman
Sulam
benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik
(setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).
b)
Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan
hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong. Pembumbunan dilakukan bersamaan
saat penyiangan, bertujuan untuk menutup bagian perakaran.
2.3 HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
2.3.1 Hama
dan Penyakit Tanaman Kacang Hijau
a. Hama
Hama yang sering menyerang adalah Agromyza phaseolli (lalat
kacang), Meruca testualitis, Spidoptera sp,Plusia chalsites (ulat) dan kutu
trips.
b. Penyakit
Penyakit kacang hijau yang sering ditemui antara lain Scierotium
rolfsii, Cercospora Canescens (bercak daun).
2.3.2 Hama dan
Penyakit Tanaman Kacang Tanah
a. Hama
Hama yang sering menyerang tanamanh kacang tanah adalah
uret, ulat penggulung daun, ulat grayak, ulat jengkal dan kumbang daun.
b.
Penyakit
Penyakit kacang tanah yang sering ditemui adalah penyakit
layu (omo wedang), bercak daun, gapong, sclerotium dan karat daun.
2.4 MANFAAT TANAMAN
2.4.1
Manfaat Tanaman Kacang Hijau
Tanaman kacang hijau
merupakan salah satu tanman yang multiguna ,yakni sebagai bahan pangan,pakan
ternak dan pupuk hijau.Dalam kehidupan sehari-hari ,kacang hijau dikonsumsi
sebagai bubur ,sayuran ( touge ) merupakan sumber vitamin E yang berkhasiat
sebagai antioksidan dan diolah menjadi kue(Rukmana,1997)Kacang hijau merupakan
sumber protein nabati ,vitamin (A,B1,C dan E ),serta beberapa zat lain yang
sangat bermanfaat bagi tubuh manusia,seperti
amilum,besi,belerang,kalsium,minyak,lemak,mangan,magnesium dan niasin.Bila
dilihat dari kandungan proteinnya ,kacang hijau termasuk bahan makanan sumber
protein.Nilai gizi protein yang terkandung dalam kacang hijau pada setiap 100
gr biji sekitar 22,2 gr.
Berikut adalah beberapa manfaat dari tanaman Kacang Hijau :
1. Nutrisi
Penting
Kandungan proteinnya
cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, antara lain; kalsium dan
fosfor yang sangat diperlukan tubuh. Sedangkan kandungan lemaknya
merupakan asam lemak tak jenuh, sehingga aman dikonsumsi oleh orang yang
memiliki masalah kelebihan berat badan.
2. Protein
Tinggi
Kacang hijau
mengandung protein tinggi, sebanyak 24%. Dalam menu masyarakat
sehari-hari, kacang-kacangan adalah alternatif sumber protein nabati terbaik.
3. Kalsium
dan fosfor
Kandungan kalsium
dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang.
4. Lemak
Rendah
Sangat baik bagi orang yang ingin menghindari konsumsi lemak
tinggi. Karena memiliki kandungan kadar lemak yang rendah. Lemak kacang hijau
tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya
kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak
jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.
2.4.2 Manfaat Tanaman Kacang Tanah
Kacang Tanah (Arachis
hypogea ) adalah sejenis spesies kacang-kacangan dari famili Fabaceae yang
berasal dari Amerika serikat. Kacang tanah
adalah sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm
(1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil.
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang
tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus,
vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang
tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Mempunyai
rasa yang manis dan banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kue.
Kacang tanah mengandung bahan yang dapat menjaga stamina
dean mencegah beberapa penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu
dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah mengandung Omega 3
yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh
tunggal. Dalam 1 0ns kacang tanah terdapat 18 gram Omega 3 dan 17 gram
Omega 9.
Kacang tanah mengandung fitosterol yang justru dapat
menurunkan kadar kolesterol dan level trigliserida, dengan cara menahan
penyerapan kolesterol dari makanan yang disirkulasikan dalam darah dan
mengurangi penyerapan kembali kolesterol dari hati, serta tetap menjaga HDL
kolesterol.
Kajian-kajian menunjukkan kacang tanah dapat sebagai penurun
tekanan darah tinggi dan juga kandungan kolestrol dalam darah, berkesan untuk
melegakan penyakit hemofilia atau kecenderungan mudah berdarah, penyakit
keputihan dan insomnia.
BAB
III
METODOLOGI
3.1
WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum Ekologi Tanaman dilaksanakan di
Rumah Kaca Laboratorium Agroekoteknologi Fakultas Pertanian selama 3 bulan yang
dimulai pada tanggal 05 Maret 2012 sampai tanggal 28 Mei 2012.
1) 05
Maret 2012
Penyiapan lahan
dan pembuatan media tanam dengan perlakuan M1K1, M1K2, M2K1 dan M2K2.
(Keterangan : M1(Media tanah), M2 (Media kompos), K1 ( Kacang hijau) dan K2
(Kacang tanah)
2) 12
Maret 2012
Proses penanaman
benih pada media tanam, meliputi : peletakkan benih, pemberian furadan dan
penyiraman.
3) 19
Maret 2012
Penanaman
kembali benih yang tidak tumbuh dengan cara membersihkan terlebih dahulu sisa
benih yang busuk.
4) 26
Maret 2012
Penanaman
kembali benih yang tidak tumbuh, serta mengganti jenis tanaman. (kacang kedelai
diganti dengan tanaman kacang hijau)
5) 09
April 2012
Pemeliharaan (penyiraman
dan pemberian pupuk NPK 0,45gr/polibag) dan penjarangan tanaman serta pemanenan
polibag no.1 untuk kemudian dilakukan pengovenan.
6) 16
April 2012
Pemeliharaan dan
pemanenan serta pengovenan polibag no.2
7) 23
April 2012
Pemeliharaan dan
pemanenan serta pengovenan polibag no.3
8) 30
April 2012
Pemeliharaan dan
pemanenan serta pengovenan polibag no.4
9) 07
Mei 2012
Pemeliharaan dan
pemanenan serta pengovenan polibag no.5
10) 14 Mei 2012
Pemeliharaan dan
pemanenan serta pengovenan polibag no.6
11) 21 Mei 2012
Pemeliharaan dan
pemanenan serta pengovenan polibag no.7
12) 28 Mei 2012
Pemeliharaan dan
pemanenan serta pengovenan polibag no.8
3.2
ALAT DAN BAHAN
3.2.1 Alat
Alat
– alat yang digunakan dalam praktikum Ekologi Tanaman adalah sebagai berikut :
1)
Cangkul
2)
Sekop
3)
Golok
4)
Polibag
5)
Pensil
6)
Gunting
7)
Mistar
8)
Amplop kertas
9)
Isolasi
transparan besar
10)
Kantong plastic
klip
11)
Cutter
12)
Leaf area meter
13)
Oven
14)
Embrat/gembor
15)
Tong air
(penampung)
16)
Timbangan
17)
Ember
18)
Gayung
19)
Spidol
20)
Self adhesive
label
21)
Kertas
22)
Sprayer punggung
3.2.2 Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum Ekologi
Tanaman adalah sebagai berikut :
1) Media
tanam (tanah dan kompos)
2) Pupuk
(Urea, SP-36, KCL)
3) Air
4) Benih
(kacang tanah dan kacang hijau)
5) Furadan
3-G
3.3
PROSEDUR KERJA
Langkah – langkah yang
dilakukan dalam pelaksanaan praktikum Ekologi Tanaman adalah sebagai berikut :
1)
Setiap kelompok
praktikum menyiapkan 8 polibag yang diisi dengan media tanam yang ditentukan.
Setiap polibag diberi label sesuai perlakuan yang telah ditentukan.
2)
Setiap polibag
ditempatkan sesuai dengan tata letak yang telah ditentukan.
3)
Pada setiap
polibag tersebut dibuat satu lubang tanam ditengah – tengahnya dan ditanami
benih dengan jumlah tiga biji. Sebelum benih ditanam, pada setiap lubang tanam
diberi furadan 3G.
4)
Setiap tanaman
yang tumbuh harus dipelihara, meliputi : pemupukan, pemeliharaan, penyiangan,
pembunbunan dan pengendalian organism pengganggu tanaman (OPT).
5)
Setiap tanaman
harus diamati, meliputi : pengukuran tinggi tanaman, lus daun, bobot kering
(daun, batang, dan akar), setiap minggu mulai minggu ke-2 (14HST) sampai dengan
minggu ke-7 (56HST); dan pada saat panen yaitu sekitar 90 HST (termasuk
komponen hasil : jumlah polong, bobot kering polong, bobot biji, dan bobot 100
butir biji).
6)
Setiap mahasiswa
dalam kelompoknya masing masing memiliki tanggung jawab yang sama dalam
melaksanakan pemeliharaan dan pengamatan.
7)
Data hasil
pengamatan setiap minggu oleh setiap kelompok harus diserahkan pada minggu
tersebut (sebelum dilakukan pengamatan pada minggu berikutnya) kepada asisten.
8)
Asisten merekap
data pengamatan dari setiap kelompok untuk setiap data pengamatan untuk minggu
yang bersangkutan sebelum pengamatan minggu berikutnya.
3.4
PARAMETER PENGAMATAN
Pengamatan yang
dilakukan meliputi informasi tentang pertumbuhan dan hasil tanaman.
3.4.1
Komponen Pertumbuhan
Komponen pertumbuhan
meliputi :
1) Pertambahan
tinggi tanaman
2) Pertambahan
luas daun
3) Pertambahan
bobot kering tanaman (daun batang dan akar)
3.4.2
Komponen Hasil
Komponen
hasil meliputi :
1) Jumlah
polong per-tanaman
2) Bobot
polong kering per-tanaman
3) Jumlah
biji pertanaman
4) Bobot
biji kering per-tanaman
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1
Hasil
Tinggi Tanaman
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
|||||
Kelompok
|
Rata – rata
|
|||||
M1K1
|
I
|
V
|
IX
|
XIII
|
XVII
|
26.2
|
26
|
18
|
38
|
36
|
13
|
||
M1K2
|
II
|
VI
|
X
|
XIV
|
XVIII
|
15.34
|
14.5
|
8.2
|
14
|
16
|
24
|
||
M2K1
|
III
|
VII
|
XI
|
XV
|
30
|
|
26.5
|
28
|
27.5
|
38
|
|||
M2K2
|
IV
|
VIII
|
XII
|
XVI
|
14.5
|
|
14
|
19.5
|
13.5
|
11
|
Table 1. hasil tinggi tanaman
perkelompok
4.1.2 Luas Daun Tanaman
Perlakuan
|
Luas Daun (cm)
|
|||||
Kelompok
|
Rata – rata
|
|||||
M1K1
|
I
|
V
|
IX
|
XIII
|
XVII
|
173.504
|
17.050
|
62.117
|
239.270
|
269.500
|
279.584
|
||
M1K2
|
II
|
VI
|
X
|
XIV
|
XVIII
|
281.059
|
136.230
|
8.560
|
132.750
|
425.047
|
702.710
|
||
M2K1
|
III
|
VII
|
XI
|
XV
|
114.395
|
|
74.678
|
65.970
|
123.000
|
193.930
|
|||
M2K2
|
IV
|
VIII
|
XII
|
XVI
|
183.509
|
|
89.478
|
122.013
|
171.290
|
351.255
|
Table 2. Luas Daun Tanaman
perkelompok
4.1.3
Hasil Bobot Kering
Perlakuan
|
Bobot kering (gr)
|
||||||
Organ tanaman
|
Kelompok
|
Rata rata
|
|||||
M1K1
|
Daun
|
0.53
|
0.29
|
1.25
|
1.53
|
0.66
|
0.85
|
Batang
|
0.48
|
0.2
|
1.71
|
1.15
|
0.72
|
0.85
|
|
Akar
|
0.13
|
0.08
|
0.29
|
0.3
|
0.47
|
0.25
|
|
M1K2
|
Daun
|
0.31
|
0.24
|
1.29
|
2.22
|
2.39
|
1.29
|
Batang
|
0.2
|
0.37
|
1.1
|
1.73
|
1.61
|
1.00
|
|
Akar
|
0.1
|
0.11
|
0.32
|
0.48
|
0.41
|
0.28
|
|
M2K1
|
Daun
|
0.91
|
0.35
|
0.71
|
1.07
|
0.76
|
|
Batang
|
1.39
|
0.44
|
1.04
|
1.38
|
1.06
|
||
Akar
|
0.2
|
0.07
|
0.25
|
0.39
|
0.23
|
||
M2K2
|
Daun
|
1.02
|
4.75
|
1.28
|
0.39
|
1.86
|
|
Batang
|
0.59
|
3.32
|
1.9
|
0.16
|
1.49
|
||
Akar
|
0.33
|
0.9
|
0.47
|
0.55
|
0.56
|
Table 3. bobot kering tanaman
perkelompok
4.1.4
Komponen Hasil Tanaman
No. Polibag
|
Organ Tanaman
|
Jumlah
|
Bobot kering
|
8
|
Polong
|
1
|
0,15
|
Biji
|
9
|
-
|
Table 4. Komponen Hasil Tanaman
Kelompok 05
4.2 Pembahasan
Pertumbuhan,
dalam arti terbatas, menunjuk pada perambahan ukuran yang tidak dapat balik,
mencerminkan bertambahnya protoplasma, yang mencerminkan pertambahan
protoplasma. Perkembangan, diartikan pada diferensiasi, suatu perubahan dalam
tingkat lebih tinggi yang menyangkut spesialisasi dan organisasi secara anatomi
dan fisiologi. Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh pertambahan ukuran dan
berat kering yang tidak dapat balik (Harjadi,1988).
Dalam upaya
perbanyakan tanaman dengan cara pembiakan generatif atau penyemaian dengan biji
biasanya membutuhkan waktu yang lama, tetapi dapat dibiakkan dalam jumlah yang
banyak dengan pertumbuhan yang seragam serta memiliki perakaran yang kuat agar
tanaman tidak mudah roboh. Maka diperlukan penelitian diantaranya menggunakan
media tanam untuk pembibitan secara generatif.
Penggunaan media
tanam yang tepat akan menentukan pertumbuhan bibit yang ditanam. Secara umum
media tanam yang digunakan haruslah mempunyai sifat yang ringan, murah, mudah
didapat, gembur dan subur, sehingga memungkinkan pertumbuhan tanaman yang
optimum.
Media tanam
berfungsi sebagai tempat tumbuh dan perkembangan akar serta tempat tanaman
mengabsorpsi unsur hara dan air. Jenis dan sifat media tanam berperan alam
ketersediaan unsur hara dan air sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman. Perbedaan karakteristik media terutama pada kandungan unsur hara
lagi tanaman dan daya mengikat air tercermin pada porositas, kelembaban dan
aerasi. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersebut adalah unsur hara esensial,
unsur hara ini dibedakan atas dua kelompok yaitu unsur hara esensial makro dan
esensial mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang paling banyak digunakan
dan diperlukan oleh tanaman. Unsur hara tersebut adalah : Unsur C (karbon), H
(hidrogen), O (oksigen), N (nitrogen), S (belerang), P (phosphor), K (kalium),
Ca (kalsium), dan Mg (magnesium). Unsur hara esensial mikro dibutuhkan oleh
tanaman dalam jumlah kecil. Unsur tersebut adalah : Fe (besi), B (boron), Zn
(seng), Cu (tembaga), Mo (molibden), Mn (mangan), Cl (klor), Na (natrium), I
(yodium), Co (kobal), Al (aluminium).
Pada praktikum ini
dapat diketahui bagaimana faktor pembatas abiotik dalam hal ini adalah pengaruh
media tanam yang berbeda (yaitu media tanam tanah serta media tanam campuran
antara tanah dan kompos) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman (kacang hijau
dan kacang tanah).
Perlakuan setiap
kelompok diantaranya :
M1K1 : Media tanah
+ kacang hijau
M1K2 : Media tanah
+ kacang tanah
M2K1 : Media
(tanah + kompos) + kacang hijau
M2K2 : Media
(tanah + kompos) + kacang tanah
Untuk hasil dalam
tinggi tanaman secara rata – rata untuk tanaman kacang hijau diperoleh hasil
terbaik yaitu pada perlakuan M2K1 dimana mempunyai nilai
rata – rata terbesar yaitu 30 cm sementara untuk tanaman kacang tanah hasil
terbaik diperoleh pada perlakuan M1K2 yang mempunyai
nilai rata – rata 15,34 cm. Perbedaan tersebut dapat diakibatkan karena
pengaruh media tanam yang digunakan. Untuk media tanam M2 memiliki
kandungan unsur hara yang lebih tinggi dibandingkan dengan media tanam M1,
hal ini berdampak terhadap pertumbuhan tinggi tanaman. Namun berbanding
terbalik terhadap tinggi tanaman kacang tanah dimana pertumbuhan tinggi tanaman
yang optimal justru terjadi pada media
tanam M1, hal ini dapat dimungkinkan karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor baik eksternal maupun internal. Namun secara keseluruhan untuk
tinggi tanaman mengalami grafik peningkatan yang cukup optimal.
Sementara pada tebel 2
untuk hasil luas daun diperoleh hasil terbaik pada perlakuan M1K1
untuk tanaman kacang hijau dan perlakuan M1K2 untuk
tanaman kacang tanah. Dari kedua perlakuan tersebut diperoleh hasil yang cukup
signifikan dibandingkan dengan perlakuan M2K1 dan
perlakuan M2K2 walaupun kedua perlakuan tersebut
menggunakan media tanam (tanah + kompos). Jadi dapat diperoleh kesimpulan bahwa
pengaruh media tanam tidak memberikan jaminan terhadap hasil untuk luas daun
dalam praktikum kali ini.
Untuk tabel 3 mengenai
hasil bobot kering tanaman dimana semua perlakuan memperoleh hasil yang cukup
signifikan, dan setiap minggu mengalami kenaikan dalam jumlah bobot kering
tanaman. Pada pengamatan bobot kering pada
polibag ke 8 polong nya hanya satu dan bobot kering polong tersebut adalah
0,15. Dan memiliki jumlah biji 9.
4.3
MASALAH YANG BERKEMBANG
Dalam pelaksanaan praktikum Ekologi Tanaman terdapat
sedikit ketidak akuratan data saat pengamatan maupun perhitungan bobot dan luas
daun tanaman. Berdasarkan pengamatan ketika berjalannya praktikum hal tersebut
disebabkan oleh kurangnya ketiawaian praktikan dalam praktikum. Sebagai contoh,
pertama saat perhitungan bobot kering tanaman, ketika penimbangan praktikan
tergesa-gesa karena timbangan yang tersedia hanya 1 sehingga harus antri dan
bergantian dengan kelompok lain. Hal tersebut menyebabkan data yang diperoleh
kurang akurat, karena timbangan yang di pakai belum bersih dari sisa bagian
tanaman yang ditimbang. Kedua saat pengukuran tinggi tanaman, masih ada
praktikan yang belum mengetahui secara jelas bagian tanaman yang menjadi ujung
dari parameter pengamatan. Ketiga saat pengukuran luas daun menggunakan Leaf
Area Meter (LAM), ketidak akuratan data disebabkan oleh ketidaktelitian
praktikan. Sebagai contoh untuk daun yang terlipat tidak diposisikan dengan
baik yaitu daun harus terbentang lebar. Hal ini karena saat pengukuran
praktikan terburu buru oleh praktikan lain yang sudah menunggu. Ke empat saat
pengukuran luas daun secara manual. Terdapat praktikan yang masih bingung cara
perhitungan manual yang meliputi pengukuran bobot kertas dan luas kertas yang
digunakan. Selain itu saat penimbangan bobot jiplak daun banyak praktikan yang
tergesa-gesa karena terburu-buru oleh kelompok lain
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil dan
pembahasan dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berikut :
1. Perbedaan media
tanam yang digunakan memberikan pengaruh yang berbeda, terhadap setiap
perlakuan yang dipraktikumkan dalam praktikum kali ini.
2. Interval penyiraman
pada tanaman kacang hijau dan kacang tanah juga sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil,apabila tanaman kacang hijau dan kacang tanah di lakukan
penyiraman pada setiap 2 hari sekali memungkinkan pertumbuhan dan hasil kacang
hijau akan lebih baik lagi dan memuaskan.
3. Adanya interaksi
antara tanaman ,pemberian pupuk yang berbeda-beda dengan interval penyiraman
yang dilakukan setiap 1 minggu sekali.
4. Tanaman membutuhkan
kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya. Pertumbuhan dan hasil
tanaman ditentukan oleh jenis tanaman juga oleh kondisi lingkungannya.
5. Perbedaan unsur hara
yang berbeda dalam tanah akan memepengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil
percobaan yang telah dilakukan, penyusun dan penulis laporan menyarankan
pemeliharan yang intensif untuk memperoleh hasil yang maksimum serta penggunaan
benih unggul dapat mempengaruhi produktifitas tanaman.Di samping itu penggunaan
pupuk kompos atau kandang lebih terjangkau dikarenakan bahan baku (jerami padi)
banyak terdapat dilapangan serta penggunaan air yang cukup agar kebutuhan air
pada tanaman kacang hijau dan kacang tanah terpenuhi.
DAFTAR
PUSTAKA
Balitkabi. 2004. Balai
Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 30 hlm.
Fatmawati, Andi Apryani. 2007. Petunjuk Praktikum Dasar-dasar Agronomi.
Jurusan Agronomi-Faperta Untirta. Serang.
Harjadi, M.M. Sri Setyati. 1988. Pengantar Agronomi. Gramedia: Jakarta
Nyakpa, M. Yusuf, et al. 1988. Kesuburan Tanah. Penerbit Universitas
Lmpung. Lampung.
Rusmana.2011.Penuntun Praktikum Ekologi Tanaman.Jurusan Agronomi-Faperta
Untirta.Serang.
S, H. Soeprapto.1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya : Jakarta.
Tjirosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Facruddin, Lisdiana. 2007. Budidaya Kacang-Kacangan. Yogyakarta :
Kanisius.
Semangun,
Haryono. 2004. Penyakit-Penyakit
Tanaman Pangan di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perlakuan
percobaan
Perlakuan
|
Kelompok
praktikum
|
||||
M1K1
|
I
|
V
|
IX
|
XIII
|
XVII
|
M1K2
|
II
|
VI
|
X
|
XIV
|
XVIII
|
M2K1
|
III
|
VII
|
XI
|
XV
|
|
M2K2
|
IV
|
VII
|
XII
|
XVI
|
|
Keterangan :
M1 :Media
tanam lapis olah
M2 :Media
tanam campuran (tanah lapisan olah dan kompos)
K1 :Kedelai
K2 :Kacang
tanah
Lampiran 2.
Tata letak percobaan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
I
|
|
VI
|
|
XI
|
|
XVI
|
|
XVII
|
|
|
VII
|
|
VIII
|
|
V
|
|
II
|
|
XVIII
|
|
|
XIV
|
|
XIII
|
|
XII
|
|
XV
|
|
|
|
|
IV
|
|
III
|
|
X
|
|
IX
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
Perlakuan
|
Kelompok
praktikum
|
||||
MIKI :Media
tanah + Kedelai
|
I
|
V
|
IX
|
XIII
|
XVII
|
M1K2: Media tanah + Kacang tanah
|
II
|
VI
|
X
|
XIV
|
XVIII
|
M2K1:Media (tanah + Kompos)+kedelai
|
III
|
VII
|
XI
|
XV
|
|
M2K2:Media (tanah + kompos) +kacang tanah
|
IV
|
VIII
|
XII
|
XVI
|
|
Lampiran 3. Data
Pengamatan Tinggi Tanaman
Nomor Polybag
|
Tinggi Tanaman HST
(cm)
|
|||||||
14
|
21
|
28
|
35
|
42
|
49
|
56
|
63
|
|
1
|
11,0
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
12,5
|
13,6
|
|
|
|
|
|
|
3
|
9,0
|
9,5
|
12,5
|
|
|
|
|
|
4
|
13,3
|
13,5
|
15,5
|
16,0
|
|
|
|
|
5
|
9,0
|
10,0
|
12,0
|
13,5
|
15,0
|
|
|
|
6
|
15,0
|
16,4
|
16,7
|
18,5
|
19,0
|
20,0
|
|
|
7
|
14,0
|
20,5
|
23,0
|
25,5
|
26,2
|
34,0
|
35,0
|
|
8
|
11,0
|
11,5
|
12,0
|
13,0
|
13,8
|
16,0
|
16,5
|
18,0
|
Tabel
5. Data pengamatan tinggi tanaman kelompok 5
Lampiran
4. Data Pengamatan Luas Daun Tanaman
Nomor Polybag
|
Luas Daun Tanaman HST
(cm)
|
|||||||
14
|
21
|
28
|
35
|
42
|
49
|
56
|
63
|
|
1
|
8,660
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
15,824
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
17,727
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
46,045
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
79,806
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
52,235
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
134,400
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
62,117
|
Tabel
6. Data pengamatan luas daun tanaman kelompok 5
Lampiran
5. Data Pengamatan Bobot Kering Tanaman
No Polybag
|
Organ Tanaman
|
Bobot Kering HST (gr)
|
|||||||
14
|
21
|
28
|
35
|
42
|
49
|
56
|
90
|
||
1
|
Daun
|
0,0494
|
|
|
|
|
|
|
|
Batang
|
0,0272
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Akar
|
0,0128
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Daun
|
|
0,0854
|
|
|
|
|
|
|
Batang
|
|
0,0694
|
|
|
|
|
|
|
|
Akar
|
|
0,0196
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Daun
|
|
|
0,0606
|
|
|
|
|
|
Batang
|
|
|
0,0660
|
|
|
|
|
|
|
Akar
|
|
|
0,1140
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Daun
|
|
|
|
0,2273
|
|
|
|
|
Batang
|
|
|
|
0,1377
|
|
|
|
|
|
Akar
|
|
|
|
0,0852
|
|
|
|
|
|
5
|
Daun
|
|
|
|
|
0,3860
|
|
|
|
Batang
|
|
|
|
|
0,2953
|
|
|
|
|
Akar
|
|
|
|
|
0,0880
|
|
|
|
|
6
|
Daun
|
|
|
|
|
|
0,3114
|
|
|
Batang
|
|
|
|
|
|
0,2138
|
|
|
|
Akar
|
|
|
|
|
|
0,3114
|
|
|
|
7
|
Daun
|
|
|
|
|
|
|
0,2967
|
|
Batang
|
|
|
|
|
|
|
1,4481
|
|
|
Akar
|
|
|
|
|
|
|
1,0033
|
|
|
8
|
Daun
|
|
|
|
|
|
|
|
0,29
|
Batang
|
|
|
|
|
|
|
|
0.20
|
|
Akar
|
|
|
|
|
|
|
|
0.08
|
Tabel
7. Data pengamatan bobot kering organ tanaman (komponen hasil) kelompok
Lampiran 6. Tinggi
Tanaman perkelompok pada Polibag ke-8
Kelompok
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
I
|
26,0
|
II
|
14,5
|
III
|
26,5
|
IV
|
14,0
|
V
|
18,0
|
VI
|
8,2
|
VII
|
28,0
|
Table
8. Tinggi tanaman kelompok 1-7 pada polibag ke-8
Lampiran
7. Luas Daun Tanaman perkelompok
Kelompok
|
Luas
Daun HST
|
|||||||
14
|
21
|
28
|
35
|
42
|
49
|
56
|
63
|
|
I
|
12,647
|
22,241
|
101,222
|
215,207
|
95,595
|
88,45
|
64,96
|
17,050
|
II
|
37,74
|
59,668
|
64,639
|
114,239
|
210,319
|
97,1023
|
77,55
|
136,23
|
III
|
11,502
|
26,924
|
34,921
|
82,571
|
121,319
|
181,16
|
172,02
|
74,678
|
IV
|
69,261
|
23,072
|
65,373
|
133,972
|
15,543
|
99,32
|
83,842
|
89,478
|
V
|
8,660
|
15,824
|
17,727
|
46,045
|
79,806
|
52,235
|
134,400
|
62,117
|
VI
|
37,72
|
36,679
|
26,587
|
49,941
|
32,337
|
167,80
|
22,07
|
8,56
|
VII
|
13,978
|
60,984
|
50,331
|
63,560
|
107,971
|
4,167
|
16,37
|
65,970
|
Table
9. Data pengamatan luas daun tanaman per-kelompok
Lampiran 8. Bobot
Kering Tanaman Per-kelompok
kelompok
|
Organ tanaman
|
Bobot Kering HST (gr)
|
|||||||
14
|
21
|
28
|
35
|
42
|
49
|
56
|
63
|
||
I
|
Daun
|
0,0406
|
0,1007
|
0,4590
|
0,8250
|
0,5260
|
0,3151
|
0,2633
|
0,53
|
Batang
|
0,0344
|
0,0704
|
0,2568
|
0,8344
|
0,4608
|
0,8076
|
0,3905
|
0,48
|
|
Akar
|
0,0116
|
0,0134
|
0,1140
|
0,1301
|
0,1194
|
0,0986
|
0,0970
|
0,13
|
|
II
|
Daun
|
0,2952
|
0,4614
|
0,48
|
0,65
|
1,7730
|
0,5169
|
0,5045
|
0,31
|
Batang
|
0,1859
|
0,2432
|
0,57
|
0,80
|
2,2599
|
0,5410
|
0,3959
|
0,20
|
|
Akar
|
0,0743
|
0,1259
|
0,10
|
0,15
|
0,3578
|
0,1664
|
0,2274
|
0,10
|
|
III
|
Daun
|
0,0839
|
0,1620
|
0,2219
|
0,4988
|
0,7391
|
1,8693
|
0,7584
|
0,91
|
Batang
|
0,0399
|
0,0572
|
0,1121
|
0,2320
|
0,4059
|
1,1407
|
0,6507
|
1,39
|
|
Akar
|
0,6210
|
0,0403
|
0,0633
|
0,1476
|
0,1654
|
0,3324
|
0,1808
|
0,20
|
|
IV
|
Daun
|
0,5124
|
0,2937
|
0,5886
|
1,0063
|
0,4200
|
1,6207
|
0,7915
|
1,02
|
Batang
|
0,4115
|
0,2938
|
0,4899
|
0,8488
|
0,3174
|
0,2606
|
0,4271
|
0,59
|
|
Akar
|
0,1658
|
0,1767
|
0,2102
|
0,4685
|
0,1350
|
1,3164
|
0,4332
|
0,33
|
|
V
|
Daun
|
0,0494
|
0,0854
|
0,0606
|
0,2273
|
0,3860
|
0,3114
|
0,2967
|
0,29
|
Batang
|
0,0272
|
0,0694
|
0,0660
|
0,1377
|
0,2953
|
0,2138
|
1,4481
|
0,20
|
|
Akar
|
0,0128
|
0,0196
|
0,1140
|
0,0852
|
0,0880
|
0,3114
|
1,0033
|
0,08
|
|
VI
|
Daun
|
0,3007
|
0,0940
|
0,3360
|
0,2332
|
0,3332
|
1,5789
|
0,1185
|
0,24
|
Batang
|
0,2409
|
0,2920
|
0,0987
|
0,5036
|
0,3640
|
1,3732
|
0,5317
|
0,37
|
|
Akar
|
0,1650
|
0,2374
|
0,2457
|
0,0951
|
0,0980
|
0,2073
|
0,2364
|
0,11
|
|
VII
|
Daun
|
0,0734
|
0,1754
|
0,2278
|
0,2898
|
0,8040
|
0,6743
|
0,1928
|
0,35
|
Batang
|
0,0429
|
0,0953
|
0,1448
|
0,1804
|
0,5223
|
1,0522
|
0,2224
|
0,44
|
|
Akar
|
0,0272
|
0,0442
|
0,0747
|
0,0762
|
0,1907
|
0,1515
|
0,0748
|
0,07
|
Table
10. Data pengamatan bobot kering per-kelompok
Lampiran 9. Photo Hasil Praktikum
Gambar 2.
Kondisi Tanaman Kacang Hijau
Gambar 3.
Proses penggemburan tanah
Gambar 4.
Kondisi tanaman pada 9 minggu setelah tanam
Gambar 5. Bagian tanaman yang sudah siap untuk dilakukan
pengovenan
Ganbar 6. Proses pengukuran luas daun tanaman
Gambar 7.
Proses penimbangan jiplak daun (perhitungan manual luas daun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar