Senin, 04 Juni 2012

“LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN” PENGARUH FAKTOR PEMBATAS ABIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN



 
“LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN”
PENGARUH FAKTOR PEMBATAS ABIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PERTANIAN BARU









Disusun Oleh :
ANA YULIANTI
GUNARSO PADANG
JUNIAWAN RISTANTO
LINA PURNIAWATI
4441200874
4442101064
4442100780
4442100920

Kelompok 5  ( M1K1 )
Kelas IV A




JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2012


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (ahli filsafat dan Biologi Jerman) pada tahun 1869. Kata ekologi berasal dari dua suku kata dari bahasa Yunani, yaitu Oikos (rumah atau tempat tinggal) dan Logos (penelaahan atau studi atau ilmu). Secara umum ekologi didefinisikan sebagai suatu ilmu atau studi tentang hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dengan lingkungannya sebagai suatu rumah tangga. Sedangkan Ekologi Tanaman didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dan lingkungan.
Setiap tanaman membutuhkan kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya. Pertumbuhan dan hasil tanaman ditentukan selain oleh jenis tanaman juga oleh kondisi lingkungannya. Ketersediaan unsure hara yang berbeda dalam tanah tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman. Pupuk organik dapat berperan ganda selain dapat meningkatkan kesuburan tanah baik secara kimia melalui peningkatan kandungan bahan organim tanah dan unsur hara tanah, maupun secara fisik melalui perbaikan struktur tanah dan secara biologi melalui peningkatan aktivitas mikroorganisme tanah.
Reaksi beberapa jenis tanaman berbeda satu sama lain terhadap lingkungan. Salah satunya adalah tanaman jenis Leguminase (kacang kacangan). Tanaman kacang kacangan merupakan salah satu tanaman yang hasilnya termasuk kedalam tanaman pangan, yaitu kacang hijau (Phaseolus radiatus), kacang tanah (Arachis hypogaea) dan kacang kedelai (Glycine max). Kacang hijau mempunyai ciri khas dapat bersimbiosis dengan mikroba yang disebut dengan bakteri Rhizobium dengan cara membentuk bintil akar yang mampu menyerap (fiksasi ) nitrogen dari udara.Kacang hijau merupakan pilihan penggunaan tanaman sela yang sesuai dengan kondisi lahan. Berdasarkan manfaatnya maka kacang hijau di masyarakat sangat dibutuhkan untuk berbagai keperluan diantaranya berbagai makanan sampingan (kue-kue). Untuk bahan sayur (taouge) yang merupakan tanaman khas di berbagai daerah menggunakan bahan baku ini. Ketersediaan kacang hijau di pasaran masih sangat kekurangan, berdasarkan harga cukup tinggi, maka  budidaya tanaman kacang hijau sangat menjanjikan. Tanaman kacang hijau dapat digunakan sebagai tanaman utama maupun tanaman sela. Untuk Tanaman sela dengan sasaran  dapat menunjang penambahan pendapatan dari hasil tanaman sela sebelum tanaman utama dipanen sedangkan kacang tanah banyak digunakan dalam bidang konfeksi dan makanan industri. Kacang dimakan sebagai mentah, serta dalam bentuk goreng, karena mereka ditambahkan ke permen banyak atau memiliki berbagai krim dan pasta.
Pada saat pembelajaran mengenai Ekologi Tanaman, terdapat banyak sekali teori yang menjelaskan  mengenai faktor-faktor, mekanisme, maupun macam-macam ekosistem dalam ekologi pertanian. Namun, teori tersebut belum dapat dipelajari penuh jika kita belum mengetahui bagaimana keadaannya sebenarnya di lingkungan kita. Selain itu, masih banyak mahasiswa yang belum dapat menunjukan bagaimana pengaruh ekologi terhadap hasil pertumbuhan dan hasil tanaman. Untuk itu, maka dilakukan praktek lapangan sekaligus penelitian untuk lebih mengetahui dan membuktikan teori-teori tersebut. Dengan berlandaskan teori-teori tersebut, di dalam praktikum ini, akan diamati pengaruh media tanam yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pada tanaman kacang hijau (Phaseolus radiates) dan kacang tanah(Arachis hypogaea)

1.2 TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya praktikum Ekologi Tanaman yaitu untuk mengetahui pengaruh abiotik media tanam yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 SISTEMATIKA DAN BOTANI
2.1.1 Deskripsi Tanaman Kacang Hijau
A.    Klasifikasi Ilmiah
Kacang hijau adalah tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tanaman ini memiliki kulit yang hijau, berbiji putih, dan sering dibuat kecambah atau toge. Selain itu, kacang hijau juga memiliki bunga kacang hijau yang berbentuk kupu-kupu dan berwrna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunga tersebut akan membentuk polongan yang berisi 10-15 biji kacang hijau. Berikut adalah tatanama ilmiah dari tanaman kacang hijau.
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo                : Fabales
Famili              :
Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus              :
Phaseolus
Spesies            : Phaseolus radiatus L.
B.     Morfologi Tanaman
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.
C.    Botani Tanaman kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)
1.      Batang
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu.
2.      Daun
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua.
3.      Bunga
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.
4.      Polong
Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
5.      Biji
Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam .
6.      Akar
Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.




            2.1.2 Deskripsi Tanaman Kacang Tanah
A.    Klasifikasi Ilmiah
Kacang Tanah berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis Masuknya kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597.Berikut adalah tatanama ilmiah tanaman kacang tanah.
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo                : Fabales
Famili              : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus              : Arachis
Spesies            : Arachis hypogaea L.

B.     Morfologi Tanaman Kacang Tanah
Sistem akar merupakan akar tunggang yang telah berkembang menjadi baik dengan banyak akar-akar lateral, tidak memiliki rambut akar, dan memiliki bintil akar untuk mengikat nitrogen. Batang berbentuk cabang percabangan terdiri dari dua jenis yaitu dengan cabang vegetatif dan cabang reproduktif. Cabang vegetatif dicirikan dengan adanya daun sisik yang disebut katofil yang terdapat pada 2 buku pertama pada cabang. Cabang vegetatif sekunder dan tertier dapat berkembang dari cabang vegetatif primer. Daun pada batang utama tersusun spirat, pada cabang vegetatif primer tersusun berseling, berdaun 4, dengan 2 pasang daun duduk berhadapan berbentuk membundar telur sungsang berukuran 3 – 7 cm x 2 – 3 cm, panjang tangkai daun 3 – 7 cm, terdapat bagian yang menggembung pada dasar tangkai daun pada dasar setiap daun. Hal ini merupakan ciri adanya pergerakan pada malam hari yaitu tangkai daun akan menggulung ke bawah dan daun akan menggulung ke atas sampai keduanya bersentuhan. Cabang perbungaa berbentuk tunggal pada katafil dan ketiak daun pada cabang vegetatif dan ada beberapa yang tumbuh pada buku teratas pada batang. Pada setiap perbungaan terdapat 2 – 5 bunga, bunga duduk berwarna kuning muda hingga jingga kemerahan. Buah polong berbentuk silindris, berisi 1 – 6 biji buah yang siap dipanen memiliki ciri warna coklat kehitam-hitaman. Setiap biji diliputi oleh selaput biji tipis berwarna antara putih hingga merah muda, merah, ungu, coklat kemerahan dan sedikit kecoklatan. Setiap biji memiliki dua keeping biji yang lebar, epikotil dengan daun dan tunas primordial, hipokotil dan akar primer.


2.2 SYARAT TUMBUH DAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
      2.2.1 Syarat Tumbuh dan Teknik Budidaya Tanaman Kacang Hijau
1.      Syarat Tumbuh
Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh secara optimal pada keadaan panas selama hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Tanaman ini tumbuh baik pada musim kemarau. Hambatan utama penanaman pada musim penghujan adalah penyakit yang menyerang daun dan polong. Kacang hijau dapat tumbuh disegala macam tipe tanah yang berdrainase baik. Namun pertumbuhan terbaik yaitu pada tanah lempung sampai yang mempunyai bahan organik tinggi. Tanah yang mempunyai PH 5,8 paling ideal untuk pertumbuhan kacang hijau dengan kandungan hara (fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang) yang cukup. Sedangkan tanah yang sangat asam tidak baik karena akan menghambat persediaan unsur hara.
1.      Tanah

Tekstur tanah yang cocok untuk tanaman kacang hijau adalah tanah liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik. Struktur tanah gembur, dengan tingakt keasaman (pH) 5,8 - 7,0 optimal 6,7.
2.      Iklim

Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, kacang hijau menghendaki curah hujan optimal 50 - 200 mm/bln; dengan temperatur 25- 27 0C dengan kelembaban udara 50 - 80% dan cukup mendapat sinar matahari.
2.      Teknik Budidaya
1.      Pola Tanam
            Kacang hijau banyak ditemui dalam sistem pertanaman tumpangsari. Tanaman ini memberikan hasil yang baik jika ditanam secara tumpang gilir dengan jagung dan tebu. Di beberapa daerah tanaman ini sangat cocok untuk rotasi tanaman setelah padi sawah hal ini dikarenakan untuk memanfaatkan sisa-sisa kelembapan tanah pada bekas tanaman padi. Dengan sifatnya yang relatif tahan kering, kacang hijau sangat menguntungkan untuk pemanfaatan tanah, terutama jika kedelai atau kacang tanah tidak bisa tumbuh. Selain itu, kacang hijau juga berumur relative pendek, sudah dapat dipanen pada umur 60-65 hari. Hal ini juga sangat menguntungkan dalam pola tanam terutama di tempat-tempat yang pengairannya kurang.
2.      Penyiapan Lahan
Pengolahan tanah yang optimal dimaksudkan agar mendapatkan kelembapan tanah ideal untuk membantu perkecambahan biji yang nantinya akan mempengaruhi katepatan dan keseragaman masak. Pembajakan hanya dilakukan bila tanahnya tidak terlalu basah. Jika pembajakan dilakukan pada saat tanahnya basah, maka struktur tanah menjadi rusak. Setelah tanah dibajak atau dicangkul, Selanjutnya digaru atau dicangkul lagi untuk menghancurkan dan meratakannya.kemudian dibuat saluran-saluran untuk pengairan atau drainase.
3.      Penanaman
Penanaman kacang hijau dapat dilakukan dengan sistem monokultur ataupun tumpang sari. Sebaiknya penanaman dilakukan pada musim yang tepat yaitu menjelang berakhirnya musim penghujan. Pada waktu penanaman, jarak tanamnya harus diperhatikan. Dengan jarak tanam yang tepat, sinar matahari akan dimanfaatkan secara optimum oleh tanaman kacang hijau dalam proses fotosintesis. Jarak tanam optimum untuk kacang tanah dipengaruhi oleh tipe varietas dan musim tanam. Tiap lubang tanam sebaiknya diisi dua butir benih. Kebutuhan benih tiap hektarnya tergantung pada besar kecilnya biji dan varietas yang ditanam. Pada umumnya tanaman kacang hijau membutuhkan tanah yang cukup lembab untuk perkecambahannya, sedangkan pada masa vegetatif dibutuhkan hujan yang merata kemudian pada saat pergantian masa vegetatif ke masa generatif diperlukan iklim yang kering.
4.      Pengairan
Sifat yang menonjol dari kacang hijau dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan lainnya ialah relatif lebih tahan terhadap kekeringan. Oleh karena itu daerah yang relatif kering masih dapat ditanami kacang hijau. Air berguna sebagai pembentuk protoplasma, pelarut, media pengangkut hara, media berlangsungnya reaksi-reaksi metabolisme, bahan baku fotosintesis dan berpengaruh dalam fase pemanjangan serta proses pertumbuhan Pertumbuhan kacang hijau tidak akan normal bila tidak cukup air selama perkecambahan berlangsung. Pada umumnya biji akan menghisap air sampai kira-kira 50 % dari beratnya. Air yang diisap tersebut harus tersedia dalam tanah. Kacang hijau memerlukan air sebanyak 100-150 mm pada masa vegetatif sedangkan pada masa vegetatif jumlah air yang diperlukan lebih kecil.
5.      Pemupukan
Pemberian pupuk dapat mempengaruhi perkecambahan benih, pertumbuhan dan efisiensi penggunaan pupuk oleh tanaman. Pemberian pupuk secara lokal pada sisi dan bawah benih dengan jarak dan kedalaman tertentu merupakan cara yang paling efisien daripada diberikan dengan cara disebar. Perlu dijaga agar pupuk yang diberikan tidak terkena langsung dengan benih karena dapat mengakibatkan kerusakan benih dan menghambat perkecambahan. Pemberian pupuk yaitu pada jalur tempat benih sedalam 5 cm kemudian tutup dengan tanah sampai rata memberikan hasil terbaik.
6.      Panen
Panen merupakan salah satu tahap dalam proses produksi yang akan mempengaruhi produksi dan kualitas. Waktu untuk pemanenan kacang hijau perlu diamati pada minggu terakhir umur tanam. Panen dapat dilakukan jika polong pada setiap tanaman sebagian besar telah kering dan mudah pecah. Warna polong yang telah kering ada dua macam yaitu warna hitam dan coklat. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik polong kacang hijau. Pemetikan dilakukan ketika tanamannya masih berada dilahan pertanaman. Pemanenan ini harus dilakukan dengan cepat untuk mencegah pecahnya polong dilahan.

2.2.2 Syarat Tumbuh dan Teknik Budidaya Tanaman Kacang Tanah
A.    Syarat Tumbuh

1.      Iklim
Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Suhu udara sekitar 28-320C. Kelembaban udara berkisar 65-75 %. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

2.      Media Tanam
            Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.  pH antara 6,0-6,5. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.

3.      Ketinggian Tempat
Ketinggian penanaman optimum 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh dibawah ketinggian 1.500 m dpl.

B.     Teknik Budidaya

1.      Pembibitan

a)      Persyaratan Benih
            Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik yaitu berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul, daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat, kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat, murni atau tidak tercampur dengan varietas lain dan kadar air benih berkisar 9-12 %.
b)     Penyiapan Benih
            Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan dan tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.

2.      Pengolahan Media Tanam

a)      Persiapan dan Pembukaan lahan
            Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
b)     Pembentukan Bedengan
            Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.
c)      Pengapuran
            Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.

3.      Penanaman

a)      Penentuan Pola Tanam
            Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm.

b)     Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.

c)      Cara Penanaman
            Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis.

4.      Pemeliharaan Tanaman

a)      Penyulaman
            Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).

b)     Penyiangan dan Pembumbunan
            Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong. Pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup bagian perakaran.

2.3 HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
            2.3.1 Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Hijau
a.       Hama
Hama yang sering menyerang adalah Agromyza phaseolli (lalat kacang), Meruca testualitis, Spidoptera sp,Plusia chalsites (ulat) dan kutu trips.
b.      Penyakit
Penyakit kacang hijau yang sering ditemui antara lain Scierotium rolfsii, Cercospora Canescens (bercak daun).

2.3.2 Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah
a.       Hama
            Hama yang sering menyerang tanamanh kacang tanah adalah uret, ulat penggulung daun, ulat grayak, ulat jengkal dan kumbang daun.
b.      Penyakit
            Penyakit kacang tanah yang sering ditemui adalah penyakit layu (omo wedang), bercak daun, gapong, sclerotium dan karat daun.

2.4 MANFAAT TANAMAN
            2.4.1 Manfaat Tanaman Kacang Hijau
Tanaman kacang hijau merupakan salah satu tanman yang multiguna ,yakni sebagai bahan pangan,pakan ternak dan pupuk hijau.Dalam kehidupan sehari-hari ,kacang hijau dikonsumsi sebagai bubur ,sayuran ( touge ) merupakan sumber vitamin E yang berkhasiat sebagai antioksidan dan diolah menjadi kue(Rukmana,1997)Kacang hijau merupakan sumber protein nabati ,vitamin (A,B1,C dan E ),serta beberapa zat lain yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia,seperti amilum,besi,belerang,kalsium,minyak,lemak,mangan,magnesium dan niasin.Bila dilihat dari kandungan proteinnya ,kacang hijau termasuk bahan makanan sumber protein.Nilai gizi protein yang terkandung dalam kacang hijau pada setiap 100 gr biji sekitar 22,2 gr.
Berikut adalah beberapa manfaat dari tanaman Kacang Hijau :
1.      Nutrisi Penting
Kandungan proteinnya cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, antara lain; kalsium dan fosfor yang sangat diperlukan tubuh. Sedangkan  kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh, sehingga aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki masalah kelebihan berat badan.
2.      Protein Tinggi
Kacang hijau mengandung protein tinggi, sebanyak 24%. Dalam menu masyarakat sehari-hari, kacang-kacangan adalah alternatif sumber protein nabati terbaik.
3.      Kalsium  dan fosfor
Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang.
4.      Lemak Rendah
Sangat baik bagi orang yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Karena memiliki kandungan kadar lemak yang rendah. Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.

2.4.2  Manfaat Tanaman Kacang Tanah
Kacang Tanah (Arachis hypogea ) adalah sejenis spesies kacang-kacangan dari famili Fabaceae yang berasal dari Amerika serikat. Kacang tanah adalah sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil.
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Mempunyai rasa yang manis dan banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kue.
Kacang tanah mengandung bahan yang dapat menjaga stamina dean  mencegah beberapa penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 0ns kacang  tanah terdapat 18 gram Omega 3 dan 17 gram Omega 9.
Kacang tanah mengandung fitosterol yang justru dapat menurunkan kadar kolesterol dan level trigliserida, dengan cara menahan penyerapan kolesterol dari makanan yang disirkulasikan dalam darah dan mengurangi penyerapan kembali kolesterol dari hati, serta tetap menjaga HDL kolesterol.
Kajian-kajian menunjukkan kacang tanah dapat sebagai penurun tekanan darah tinggi dan juga kandungan kolestrol dalam darah, berkesan untuk melegakan penyakit hemofilia atau kecenderungan mudah berdarah, penyakit keputihan dan insomnia.




BAB III
METODOLOGI

3.1 WAKTU DAN TEMPAT

      Praktikum Ekologi Tanaman dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Agroekoteknologi Fakultas Pertanian selama 3 bulan yang dimulai pada tanggal 05 Maret 2012 sampai tanggal 28 Mei 2012.
1)      05 Maret 2012
Penyiapan lahan dan pembuatan media tanam dengan perlakuan M1K1, M1K2, M2K1 dan M2K2. (Keterangan : M1(Media tanah), M2 (Media kompos), K1 ( Kacang hijau) dan K2 (Kacang tanah)
2)      12 Maret 2012
Proses penanaman benih pada media tanam, meliputi : peletakkan benih, pemberian furadan dan penyiraman.
3)      19 Maret 2012
Penanaman kembali benih yang tidak tumbuh dengan cara membersihkan terlebih dahulu sisa benih yang busuk.
4)      26 Maret 2012
Penanaman kembali benih yang tidak tumbuh, serta mengganti jenis tanaman. (kacang kedelai diganti dengan tanaman kacang hijau)
5)      09 April 2012
Pemeliharaan (penyiraman dan pemberian pupuk NPK 0,45gr/polibag) dan penjarangan tanaman serta pemanenan polibag no.1 untuk kemudian dilakukan pengovenan.
6)      16 April 2012
Pemeliharaan dan pemanenan serta pengovenan polibag no.2
7)      23 April 2012
Pemeliharaan dan pemanenan serta pengovenan polibag no.3
8)      30 April 2012
Pemeliharaan dan pemanenan serta pengovenan polibag no.4
9)      07 Mei 2012
Pemeliharaan dan pemanenan serta pengovenan polibag no.5
10)   14 Mei 2012
Pemeliharaan dan pemanenan serta pengovenan polibag no.6
11)   21 Mei 2012
Pemeliharaan dan pemanenan serta pengovenan polibag no.7
12)   28 Mei 2012
Pemeliharaan dan pemanenan serta pengovenan polibag no.8


3.2 ALAT DAN BAHAN

3.2.1 Alat
Alat – alat yang digunakan dalam praktikum Ekologi Tanaman adalah sebagai berikut :

1)      Cangkul
2)      Sekop
3)      Golok
4)      Polibag
5)      Pensil
6)      Gunting
7)      Mistar
8)      Amplop kertas
9)      Isolasi transparan besar
10)  Kantong plastic klip
11)  Cutter
12)  Leaf area meter
13)  Oven
14)  Embrat/gembor
15)  Tong air (penampung)
16)  Timbangan
17)  Ember
18)  Gayung
19)  Spidol
20)  Self adhesive label
21)  Kertas
22)  Sprayer punggung


3.2.2 Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum Ekologi Tanaman adalah sebagai berikut :
1)      Media tanam (tanah dan kompos)
2)      Pupuk (Urea, SP-36, KCL)
3)      Air
4)      Benih (kacang tanah dan kacang hijau)
5)      Furadan 3-G

3.3 PROSEDUR KERJA
Langkah – langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan praktikum Ekologi Tanaman adalah sebagai berikut :
1)      Setiap kelompok praktikum menyiapkan 8 polibag yang diisi dengan media tanam yang ditentukan. Setiap polibag diberi label sesuai perlakuan yang telah ditentukan.
2)      Setiap polibag ditempatkan sesuai dengan tata letak yang telah ditentukan.
3)      Pada setiap polibag tersebut dibuat satu lubang tanam ditengah – tengahnya dan ditanami benih dengan jumlah tiga biji. Sebelum benih ditanam, pada setiap lubang tanam diberi furadan 3G.
4)      Setiap tanaman yang tumbuh harus dipelihara, meliputi : pemupukan, pemeliharaan, penyiangan, pembunbunan dan pengendalian organism pengganggu tanaman (OPT).
5)      Setiap tanaman harus diamati, meliputi : pengukuran tinggi tanaman, lus daun, bobot kering (daun, batang, dan akar), setiap minggu mulai minggu ke-2 (14HST) sampai dengan minggu ke-7 (56HST); dan pada saat panen yaitu sekitar 90 HST (termasuk komponen hasil : jumlah polong, bobot kering polong, bobot biji, dan bobot 100 butir biji).
6)      Setiap mahasiswa dalam kelompoknya masing masing memiliki tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan pemeliharaan dan pengamatan.
7)      Data hasil pengamatan setiap minggu oleh setiap kelompok harus diserahkan pada minggu tersebut (sebelum dilakukan pengamatan pada minggu berikutnya) kepada asisten.
8)      Asisten merekap data pengamatan dari setiap kelompok untuk setiap data pengamatan untuk minggu yang bersangkutan sebelum pengamatan minggu berikutnya.



3.4 PARAMETER PENGAMATAN
Pengamatan yang dilakukan meliputi informasi tentang pertumbuhan dan hasil tanaman.
3.4.1 Komponen Pertumbuhan
Komponen pertumbuhan meliputi :
1)      Pertambahan tinggi tanaman
2)      Pertambahan luas daun
3)      Pertambahan bobot kering tanaman (daun batang dan akar)
3.4.2 Komponen Hasil
Komponen hasil meliputi :
1)      Jumlah polong per-tanaman
2)      Bobot polong kering per-tanaman
3)      Jumlah biji pertanaman
4)      Bobot biji kering per-tanaman


















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  HASIL
4.1.1        Hasil Tinggi Tanaman
Perlakuan
Tinggi Tanaman (cm)
Kelompok
Rata – rata
M1K1
I
V
IX
XIII
XVII
26.2
26
18
38
36
13
M1K2
II
VI
X
XIV
XVIII
15.34
14.5
8.2
14
16
24
M2K1
III
VII
XI
XV

30
26.5
28
27.5
38
M2K2
IV
VIII
XII
XVI
14.5
14
19.5
13.5
11
Table 1. hasil tinggi tanaman perkelompok

            4.1.2 Luas Daun Tanaman
Perlakuan
Luas Daun (cm)
Kelompok
Rata – rata
M1K1
I
V
IX
XIII
XVII
173.504
17.050
62.117
239.270
269.500
279.584
M1K2
II
VI
X
XIV
XVIII
281.059
136.230
8.560
132.750
425.047
702.710
M2K1
III
VII
XI
XV

114.395
74.678
65.970
123.000
193.930
M2K2
IV
VIII
XII
XVI
183.509
89.478
122.013
171.290
351.255
Table 2. Luas Daun Tanaman perkelompok

4.1.3 Hasil Bobot Kering
Perlakuan
Bobot kering (gr)
Organ tanaman
Kelompok
Rata rata
M1K1
Daun
0.53
0.29
1.25
1.53
0.66
0.85
Batang
0.48
0.2
1.71
1.15
0.72
0.85
Akar
0.13
0.08
0.29
0.3
0.47
0.25
M1K2
Daun
0.31
0.24
1.29
2.22
2.39
1.29
Batang
0.2
0.37
1.1
1.73
1.61
1.00
Akar
0.1
0.11
0.32
0.48
0.41
0.28
M2K1
Daun
0.91
0.35
0.71
1.07

0.76
Batang
1.39
0.44
1.04
1.38
1.06
Akar
0.2
0.07
0.25
0.39
0.23
M2K2
Daun
1.02
4.75
1.28
0.39
1.86
Batang
0.59
3.32
1.9
0.16
1.49
Akar
0.33
0.9
0.47
0.55
0.56
Table 3. bobot kering tanaman perkelompok

            4.1.4 Komponen Hasil Tanaman
No. Polibag
Organ Tanaman
Jumlah
Bobot kering
8
Polong
1
0,15
Biji
9
-
Table 4. Komponen Hasil Tanaman Kelompok 05


4.2  Pembahasan
Pertumbuhan, dalam arti terbatas, menunjuk pada perambahan ukuran yang tidak dapat balik, mencerminkan bertambahnya protoplasma, yang mencerminkan pertambahan protoplasma. Perkembangan, diartikan pada diferensiasi, suatu perubahan dalam tingkat lebih tinggi yang menyangkut spesialisasi dan organisasi secara anatomi dan fisiologi. Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik (Harjadi,1988).
Dalam upaya perbanyakan tanaman dengan cara pembiakan generatif atau penyemaian dengan biji biasanya membutuhkan waktu yang lama, tetapi dapat dibiakkan dalam jumlah yang banyak dengan pertumbuhan yang seragam serta memiliki perakaran yang kuat agar tanaman tidak mudah roboh. Maka diperlukan penelitian diantaranya menggunakan media tanam untuk pembibitan secara generatif.
Penggunaan media tanam yang tepat akan menentukan pertumbuhan bibit yang ditanam. Secara umum media tanam yang digunakan haruslah mempunyai sifat yang ringan, murah, mudah didapat, gembur dan subur, sehingga memungkinkan pertumbuhan tanaman yang optimum.
Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuh dan perkembangan akar serta tempat tanaman mengabsorpsi unsur hara dan air. Jenis dan sifat media tanam berperan alam ketersediaan unsur hara dan air sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Perbedaan karakteristik media terutama pada kandungan unsur hara lagi tanaman dan daya mengikat air tercermin pada porositas, kelembaban dan aerasi. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersebut adalah unsur hara esensial, unsur hara ini dibedakan atas dua kelompok yaitu unsur hara esensial makro dan esensial mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang paling banyak digunakan dan diperlukan oleh tanaman. Unsur hara tersebut adalah : Unsur C (karbon), H (hidrogen), O (oksigen), N (nitrogen), S (belerang), P (phosphor), K (kalium), Ca (kalsium), dan Mg (magnesium). Unsur hara esensial mikro dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah kecil. Unsur tersebut adalah : Fe (besi), B (boron), Zn (seng), Cu (tembaga), Mo (molibden), Mn (mangan), Cl (klor), Na (natrium), I (yodium), Co (kobal), Al (aluminium).
Pada praktikum ini dapat diketahui bagaimana faktor pembatas abiotik dalam hal ini adalah pengaruh media tanam yang berbeda (yaitu media tanam tanah serta media tanam campuran antara tanah dan kompos) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman (kacang hijau dan kacang tanah).
Perlakuan setiap kelompok diantaranya :
M1K1 : Media tanah + kacang hijau
M1K2 : Media tanah + kacang tanah
M2K1 : Media (tanah + kompos) + kacang hijau
M2K2 : Media (tanah + kompos) + kacang tanah
Untuk hasil dalam tinggi tanaman secara rata – rata untuk tanaman kacang hijau diperoleh hasil terbaik yaitu pada perlakuan M2K1 dimana mempunyai nilai rata – rata terbesar yaitu 30 cm sementara untuk tanaman kacang tanah hasil terbaik diperoleh pada perlakuan M1K2 yang mempunyai nilai rata – rata 15,34 cm. Perbedaan tersebut dapat diakibatkan karena pengaruh media tanam yang digunakan. Untuk media tanam M2 memiliki kandungan unsur hara yang lebih tinggi dibandingkan dengan media tanam M1, hal ini berdampak terhadap pertumbuhan tinggi tanaman. Namun berbanding terbalik terhadap tinggi tanaman kacang tanah dimana pertumbuhan tinggi tanaman yang optimal justru terjadi  pada media tanam M1, hal ini dapat dimungkinkan karena dipengaruhi oleh beberapa faktor baik eksternal maupun internal. Namun secara keseluruhan untuk tinggi tanaman mengalami grafik peningkatan yang cukup optimal.
Sementara pada tebel 2 untuk hasil luas daun diperoleh hasil terbaik pada perlakuan M1K1 untuk tanaman kacang hijau dan perlakuan M1K2 untuk tanaman kacang tanah. Dari kedua perlakuan tersebut diperoleh hasil yang cukup signifikan dibandingkan dengan perlakuan M2K1 dan perlakuan M2K2 walaupun kedua perlakuan tersebut menggunakan media tanam (tanah + kompos). Jadi dapat diperoleh kesimpulan bahwa pengaruh media tanam tidak memberikan jaminan terhadap hasil untuk luas daun dalam praktikum kali ini.
Untuk tabel 3 mengenai hasil bobot kering tanaman dimana semua perlakuan memperoleh hasil yang cukup signifikan, dan setiap minggu mengalami kenaikan dalam jumlah bobot kering tanaman. Pada pengamatan bobot kering pada polibag ke 8 polong nya hanya satu dan bobot kering polong tersebut adalah 0,15. Dan memiliki jumlah biji 9.

4.3 MASALAH YANG BERKEMBANG
            Dalam pelaksanaan praktikum Ekologi Tanaman terdapat sedikit ketidak akuratan data saat pengamatan maupun perhitungan bobot dan luas daun tanaman. Berdasarkan pengamatan ketika berjalannya praktikum hal tersebut disebabkan oleh kurangnya ketiawaian praktikan dalam praktikum. Sebagai contoh, pertama saat perhitungan bobot kering tanaman, ketika penimbangan praktikan tergesa-gesa karena timbangan yang tersedia hanya 1 sehingga harus antri dan bergantian dengan kelompok lain. Hal tersebut menyebabkan data yang diperoleh kurang akurat, karena timbangan yang di pakai belum bersih dari sisa bagian tanaman yang ditimbang. Kedua saat pengukuran tinggi tanaman, masih ada praktikan yang belum mengetahui secara jelas bagian tanaman yang menjadi ujung dari parameter pengamatan. Ketiga saat pengukuran luas daun menggunakan Leaf Area Meter (LAM), ketidak akuratan data disebabkan oleh ketidaktelitian praktikan. Sebagai contoh untuk daun yang terlipat tidak diposisikan dengan baik yaitu daun harus terbentang lebar. Hal ini karena saat pengukuran praktikan terburu buru oleh praktikan lain yang sudah menunggu. Ke empat saat pengukuran luas daun secara manual. Terdapat praktikan yang masih bingung cara perhitungan manual yang meliputi pengukuran bobot kertas dan luas kertas yang digunakan. Selain itu saat penimbangan bobot jiplak daun banyak praktikan yang tergesa-gesa karena terburu-buru oleh kelompok lain



















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berikut :
1.      Perbedaan media tanam yang digunakan memberikan pengaruh yang berbeda, terhadap setiap perlakuan yang dipraktikumkan dalam praktikum kali ini.
2.      Interval penyiraman pada tanaman kacang hijau dan kacang tanah juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil,apabila tanaman kacang hijau dan kacang tanah di lakukan penyiraman pada setiap 2 hari sekali memungkinkan pertumbuhan dan hasil kacang hijau akan lebih baik lagi dan memuaskan.
3.      Adanya interaksi antara tanaman ,pemberian pupuk yang berbeda-beda dengan interval penyiraman yang dilakukan setiap 1 minggu sekali.
4.      Tanaman membutuhkan kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya. Pertumbuhan dan hasil tanaman ditentukan oleh jenis tanaman juga oleh kondisi lingkungannya.
5.      Perbedaan unsur hara yang berbeda dalam tanah akan memepengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman.

5.2  Saran
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, penyusun dan penulis laporan menyarankan pemeliharan yang intensif untuk memperoleh hasil yang maksimum serta penggunaan benih unggul dapat mempengaruhi produktifitas tanaman.Di samping itu penggunaan pupuk kompos atau kandang lebih terjangkau dikarenakan bahan baku (jerami padi) banyak terdapat dilapangan serta penggunaan air yang cukup agar kebutuhan air pada tanaman kacang hijau dan kacang tanah terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

Balitkabi. 2004. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 30 hlm.

Fatmawati, Andi Apryani. 2007. Petunjuk Praktikum Dasar-dasar Agronomi. Jurusan Agronomi-Faperta Untirta. Serang.
Harjadi, M.M. Sri Setyati. 1988. Pengantar Agronomi. Gramedia: Jakarta
Nyakpa, M. Yusuf, et al. 1988. Kesuburan Tanah. Penerbit Universitas Lmpung. Lampung.
Rusmana.2011.Penuntun Praktikum Ekologi Tanaman.Jurusan Agronomi-Faperta Untirta.Serang.
S, H. Soeprapto.1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya : Jakarta.
Tjirosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Facruddin, Lisdiana. 2007. Budidaya Kacang-Kacangan. Yogyakarta : Kanisius.
Semangun,  Haryono. 2004. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia.  Yogyakarta : Gadjah Mada University Press












LAMPIRAN

Lampiran 1. Perlakuan percobaan
Perlakuan
Kelompok praktikum
M1K1
I
V
IX
XIII
XVII
M1K2
II
VI
X
XIV
XVIII
M2K1
III
VII
XI
XV

M2K2
IV
VII
XII
XVI

Keterangan :
M1       :Media tanam lapis olah
M2       :Media tanam campuran (tanah lapisan olah dan kompos)
K1       :Kedelai
K2       :Kacang tanah

Lampiran 2. Tata letak percobaan












I

VI

XI

XVI

XVII


VII

VIII

V

II

XVIII


XIV

XIII

XII

XV




IV

III

X

IX















Keterangan:
Perlakuan
Kelompok praktikum
MIKI  :Media tanah + Kedelai
I
V
IX
XIII
XVII
M1K2: Media tanah + Kacang tanah
II
VI
X
XIV
XVIII
M2K1:Media (tanah + Kompos)+kedelai
III
VII
XI
XV

M2K2:Media (tanah + kompos) +kacang tanah

IV
VIII
XII
XVI



Lampiran 3. Data Pengamatan Tinggi Tanaman
Nomor Polybag
Tinggi Tanaman HST (cm)
14
21
28
35
42
49
56
63
1
11,0







2
12,5
13,6






3
9,0
9,5
12,5





4
13,3
13,5
15,5
16,0




5
9,0
10,0
12,0
13,5
15,0



6
15,0
16,4
16,7
18,5
19,0
20,0


7
14,0
20,5
23,0
25,5
26,2
34,0
35,0

8
11,0
11,5
12,0
13,0
13,8
16,0
16,5
18,0
Tabel 5. Data pengamatan tinggi tanaman kelompok 5

Lampiran 4. Data Pengamatan Luas Daun Tanaman
Nomor Polybag
Luas Daun Tanaman HST (cm)
14
21
28
35
42
49
56
63
1
8,660







2

15,824






3


17,727





4



46,045




5




79,806



6





52,235


7






134,400

8







62,117
Tabel 6. Data pengamatan luas daun tanaman kelompok 5

Lampiran 5. Data Pengamatan Bobot Kering Tanaman
No Polybag
Organ Tanaman
Bobot Kering HST (gr)
14
21
28
35
42
49
56
90
1
Daun
0,0494







Batang
0,0272







Akar
0,0128







2
Daun

0,0854






Batang

0,0694






Akar

0,0196






3
Daun


0,0606





Batang


0,0660





Akar


0,1140





4
Daun



0,2273




Batang



0,1377




Akar



0,0852




5
Daun




0,3860



Batang




0,2953



Akar




0,0880



6
Daun





0,3114


Batang





0,2138


Akar





0,3114


7
Daun






0,2967

Batang






1,4481

Akar






1,0033

8
Daun







0,29
Batang







0.20
Akar







0.08
Tabel 7. Data pengamatan bobot kering organ tanaman (komponen hasil) kelompok

Lampiran 6. Tinggi Tanaman perkelompok pada Polibag ke-8
Kelompok
Tinggi Tanaman (cm)
I
26,0
II
14,5
III
26,5
IV
14,0
V
18,0
VI
8,2
VII
28,0
Table 8. Tinggi tanaman kelompok 1-7 pada polibag ke-8

Lampiran 7. Luas Daun Tanaman perkelompok
Kelompok
Luas Daun HST
14
21
28
35
42
49
56
63
I
12,647
22,241
101,222
215,207
95,595
88,45
64,96
17,050
II
37,74
59,668
64,639
114,239
210,319
97,1023
77,55
136,23
III
11,502
26,924
34,921
82,571
121,319
181,16
172,02
74,678
IV
69,261
23,072
65,373
133,972
15,543
99,32
83,842
89,478
V
8,660
15,824
17,727
46,045
79,806
52,235
134,400
62,117
VI
37,72
36,679
26,587
49,941
32,337
167,80
22,07
8,56
VII
13,978
60,984
50,331
63,560
107,971
4,167
16,37
65,970
Table 9. Data pengamatan luas daun tanaman per-kelompok

Lampiran 8. Bobot Kering Tanaman Per-kelompok
kelompok
Organ tanaman
Bobot Kering HST (gr)
14
21
28
35
42
49
56
63
I
Daun
0,0406
0,1007
0,4590
0,8250
0,5260
0,3151
0,2633
0,53
Batang
0,0344
0,0704
0,2568
0,8344
0,4608
0,8076
0,3905
0,48
Akar
0,0116
0,0134
0,1140
0,1301
0,1194
0,0986
0,0970
0,13
II
Daun
0,2952
0,4614
0,48
0,65
1,7730
0,5169
0,5045
0,31
Batang
0,1859
0,2432
0,57
0,80
2,2599
0,5410
0,3959
0,20
Akar
0,0743
0,1259
0,10
0,15
0,3578
0,1664
0,2274
0,10
III
Daun
0,0839
0,1620
0,2219
0,4988
0,7391
1,8693
0,7584
0,91
Batang
0,0399
0,0572
0,1121
0,2320
0,4059
1,1407
0,6507
1,39
Akar
0,6210
0,0403
0,0633
0,1476
0,1654
0,3324
0,1808
0,20
IV
Daun
0,5124
0,2937
0,5886
1,0063
0,4200
1,6207
0,7915
1,02
Batang
0,4115
0,2938
0,4899
0,8488
0,3174
0,2606
0,4271
0,59
Akar
0,1658
0,1767
0,2102
0,4685
0,1350
1,3164
0,4332
0,33
V
Daun
0,0494
0,0854
0,0606
0,2273
0,3860
0,3114
0,2967
0,29
Batang
0,0272
0,0694
0,0660
0,1377
0,2953
0,2138
1,4481
0,20
Akar
0,0128
0,0196
0,1140
0,0852
0,0880
0,3114
1,0033
0,08
VI
Daun
0,3007
0,0940
0,3360
0,2332
0,3332
1,5789
0,1185
0,24
Batang
0,2409
0,2920
0,0987
0,5036
0,3640
1,3732
0,5317
0,37
Akar
0,1650
0,2374
0,2457
0,0951
0,0980
0,2073
0,2364
0,11
VII
Daun
0,0734
0,1754
0,2278
0,2898
0,8040
0,6743
0,1928
0,35
Batang
0,0429
0,0953
0,1448
0,1804
0,5223
1,0522
0,2224
0,44
Akar
0,0272
0,0442
0,0747
0,0762
0,1907
0,1515
0,0748
0,07
Table 10. Data pengamatan bobot kering per-kelompok

















Lampiran 9. Photo Hasil Praktikum
Gambar 2. Kondisi Tanaman Kacang Hijau

Gambar 3. Proses penggemburan tanah
Gambar 4. Kondisi tanaman pada 9 minggu setelah tanam

  
Gambar 5. Bagian tanaman yang sudah siap untuk dilakukan pengovenan

Ganbar 6. Proses pengukuran luas daun tanaman

Gambar 7. Proses penimbangan jiplak daun (perhitungan manual luas daun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar