Sabtu, 12 Mei 2012

Fisiologi benih

Daya kecambah pada benih memberikan informasi kepada para pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum. Parameter yang digunakan dapat berupa persentase kecambah normal berdasarkan penilaian terhadap struktur tunbuh embrio yang diamati secara langsung. Atau secara tidak langsung dengan hanya melihat gejala metabolisme benih yang berkaotan dengan kehidupan benih. Persentase perkecambahan adalah : persentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan (Sutopo, 2004).
Metode perkecambahan dengan pengujian di laboratorium hanya menentukan persentase perkecambahan total. Dan dibatasi pada pemunculan dan perkembangan struktur-struktur penting dari embrio, yang menunjukkan kemampuan untuk menjadi tanaman normal pada kondisi lapangan yang optimum. Sedangkan kecambah yang tidak menunjukkan kemampuan tersebut dinilai sebagai kecambah yang abnormal. Benih yang tidak dorman tetapi tidak tumbuh setelah periode pengujia tertentu dinilai sebagai mati (Sutopo, 2004).
2.1 Pengertian Vigor
Vigor Benih adalah kemampuan benih menghasilkan tanaman normal pada lingkungan yang kurang memadai (suboptimum), dan mampu disimpan pada kondisi simpan yang sub optimum (Sadjad, 1993).
Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang mengidikasikan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada cakupan kondisi lapang yang luas. Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek fisiologis selama proses perkecambahan dan perkembangan kecambah. Vigor benih bukan merupakan pengukuran sifat tunggal, tetapi merupakan sejumlah sifat yang menggambarkan beberapa karakteristik yang berhubugan dengan penampilan suatu lot benih yang antara lain : kecepatan dan keserempakan daya berkecambah dan pertumbuhan kecambah, kemampuan munculnya titik tumbuh kecambah pada kondisi lingkungan yang tidak sesuai untuk pertumbuhan, kemapuan benih untuk berkecambah setelah mengalami penyimpanan (Anonymous, 2010).
2.2 Maksud dan Tujuan Pengujian Daya Kecambah
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya. Persentase daya berkecambah merupakan jumlah proporsi benih-benih yang telah menghasilkan perkecambahan dalam kondisi dan periode tertentu (Anonymous, 2010).
Tujuan dari pengujian daya berkecambah adalah :
a) Memperoleh informasi nilai penanaman benih dilapangan
b) Membandingkan kualitas benih antar seed lot (kelompok benih)
c) Menduga storabilitas (daya simpan) benih
d) Memenuhi apakah nilai daya berkecambah benih telah memenuhi peraturan yang berlaku (Anonymous, 2010).
2.3 Macam-macam Vigor
Vigor dapat dibedakan atas: vigor benih, vigor kecambah, vigor bibit, vigor tanaman (Anonymous, 2010).
Vigor dipisahkan antara vigor genetik dan vigor fisiologi. Vigor genetik adalah vigor benih dari galur genetik yang berbeda-beda, sedangkan vigor fisiologi adalah vigor yang dapat dibedakan dalam galur genetic yang sama. Vigor fisiologi dapat dilihat antara lain dari indikasi tumbuh akar (pada “ Red Brick Test ” yang digunakan untuk ketahanan terhadap kekeringan), dari plumula atau koleoptilnya (pada “ Deep Soil Test “ terhadap kedalaman tanaman), ketahanan terhadap serangan penyakit (“ Corn Cold Test “ terhadap serangan Pythium sp.), warna kotiledon dalam efeknya terhadap Tetrazolium Test (Sutopo, 2004).
Konsep yang menjelaskan arti Vigor benih, bibit atau pertanaman adalah :
a) Perkecambahan cepat
b) Perkecambahan serempak dan tanaman mampu tumbuh dalam kondisi Suboptimum
c) Kemampuan kecambah menembus tanah padat atau keras
d) Mampu berkecambah pada kondisi suhu rendah, kelebihan air, atau tanah terinfeksi pathogen
e) Menghasilkan produksi tinggi
f) Daya simpan tinggi (Anonymous, 2010).
2.4 Macam-macam jenis perkecambahan pada biji
Perkecambahan pada biji dapat dibedakan atas dua macam proses, yaitu: Proses perkecambahan fisiologis (phisiological process) dan proses perkecambahan morfologis (morphological process). Pada proses perkecambahan fisiologis, secara biologis terjadi beberapa proses berurutan selama perkecambahan buji berlangsung yaitu : penyerapan air (water absorption), ernaan (digestion), pengangkutan zat makanan (food transfer), asimilasi, pernapasan (respirasi), dan pertumbuhan yang masing-masing memiliki fungsi dan peranan yang menunjang terjadinya proses perkecambahan.



Gambar. Tahapan perkecambahan
Sedangkan proses perkecambahan morfologis merupakan proses tahapan segera sesudah proses pengangkutan makanan dan pernapasan yang masih meliputi pembelahan sel dan pemanjangan sel, akan tetapi lebih dikaitkan dengan pertumbuhan embryonic axis yang dapat dilihat dan diamati dengan mata telanjang yaitu keluarnya radicle dan plumule dari kulit biji. Secara morfologis sulit ditentukan dengan pasti kapan perkecambahan biji berakhir dan pertumbuhan dimulai. Hal ini disebabkan oleh karena dalam praktek sehari-hari kita menentukan suatu biji berkecambah apabila telah kelihatan keluarnya radicle tau plumule dari kulit biji. Sedangkan, sebelumnya keluarnya radicle atau plumule itu sendiri adalah hasil akibatdari proses pertumbuhan yang telah terjadi. Disebabkan oleh pembelahan sel, pemanjangan sel atau kedanya sekaligus (Kamil, 1986).
Kecepatan berkecambah ada hubungan nya dengan vigor benih, benih yang kecepatan berkecambahnya tinggi, tanaman yang dihasilkan cenderung lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang sub optimum ( kurang ideal ). Dalam hal ini sering digunakan istilah " first count " atau perhitungan pertama yaitu mengevaluasi persentase benih yang berkecambah pada hari ke 3 atau ke 4 setelah pengecambahan. Kecepatan berkecambah dikatakan tinggi apabila pada hari tersebut diatas benih yang berkecambah lebih dari 75 %. Pengertian vigor benih disini adalah kemampuan sekelompok / sejumlah benih untuk berkecambah normal pada lingkungan sub optimal ( kondisi lapangan ) secara serentak. Secara matematis kecepatan berkecambah dinyatakan dengan Coeficient Germination (Anonymous, 2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar